Kamis, 08 Juli 2010

Kejadian 4

Kejadian 4:1
Hawa mendapatkan keturunan hanya karena pertolongan Tuhan, anak itu diberi nama Kain. Setelah manusia jatuh dalam dosa, Tuhan masih memelihara. Hawa memang mengalami sakitnya bersalin namun Tuhan menolongnya dan lahir seorang anak. Tuhan juga memberkati keturan yang lain, Abel.
Inilah kisah mereka, potret kehidupan manusia.
Tuhan memelihara dan menolong manusia. Apakah dalam hari hari kita merasakan pertolongan Tuhan, apakah kita mengingat kebaikan Tuhan, apakah kita bersyukur pada hari ini kalau kita bisa hidup adalah karena pertolongan Tuhan.

Kejadian 4:2-4
Manusia bekerja dan mempersembahkannya untuk Tuhan. Kita bekerja untuk memuliakan Tuhan. Kita bekerja dengan sebuah motivasi, namun apa motivasi kita. Kita mempersembahkan kepada Tuhan dengan hati kita. Namun apa yang ada dalam hati kita ? Apa yang menjadi pusat penyembahan itu ? Diri kita atau Tuhan. Mengapa kita tidak mempersembahkan yang terbaik atau hanya sekedarnya. Tuhan mengetahui hal itu. Dia hanya menerima yang terbaik, bukan yang sekedarnya. Dia layak mendapat yang terbaik. Apakah pada hari ini kita mengerjakan yang terbaik dan mempersembahkan yang terbaik kepada Tuhan ?

Kejadian 4:5-7
Kain menjadi marah karena persembahannya tidak diindahkan oleh Tuhan. Permasalahan ada dalam hatinya. Ada yang tidak beres dalam hatinya. Ada yang tidak baik. Hari hari kita juga demikian, kita diperhadapkan pada suatu kondisi kita tahu apa yang baik namun kita tidak melakukan kebaikan itu. Hati kita bergumul dan menjadi susah, wajah kita menjadi kehilangan keceriaan. Kita memang tidak nyaman ketika kita memilih yang tidak baik, pilihan adalah mengakui dan menjaga hati kita atau kita akan menutupi dan melakukan rancangan jahat kita. Dosa sudah mengintip di depan pintu. Kita harus berkuasa mengendalikan diri kita. Tuhan berbicara lewat hati nurani kita mengingatkan kita, namun apakah kita mendengarkannya, apakah kita mau mengalahkannya dan menaklukannya untuk kebaikan bagi Tuhan dan diri kita sendiri juga sesama kita.

Kejadian 4:8-10
Ketika dosa mengintip kemudian kini dosa berbuah menuai perbuatan dan hasilnya... Kejahatan. Kain bermasalah dengan hatinya, motivasinya terhadap Tuhan, dia menjadi iri hati, namun kenapa Habel yang jadi sasarannya. Sebenarnya dia tahu bahwa dirinya yang bermasalah, namun ketimbang dia menyelesaikan masalahnya dengan Tuhan, menjaga hatinya untuk tetap memuliakan Tuhan. Kain mengambil caranya sendiri. Jalan singkat untuk membereskan kekesalan dalam hatinya. Akhirnya Habel dibunuhnya.
Apakah ini menyelesaikan masalah ?
Tuhan membela perkara Habel. Kain masih mengelak dan tidak mau bertanggung jawab, tidak mau dirinya dipersalahkan. Ini penyakit dalam dosa, yaitu pembenaran diri dan tidak mau menghadapi kebenaran dan menyelesaikan apa yang ada dalam diri kita. Tuhan melihat jauh ke dalam hati kita. Marilah kita menilik hati kita hari demi hari dan jangan membiarkan motivasi kita menuntun kita melakukan perbuatan yang membuahkan dosa.

Kejadian 4:11-15
Ada konsekuensi dari perbuatan dosa yang kita lakukan, namun Tuhan tetap memelihara manusia. Hal inilah yang dapat dipelajari dari bagian yang kita baca. Kain membunuh Habel. Tuhan mengusir Kain dan mengutuk tanah yang diusahakan Kain, hal yang serupa ketika Adam dan Hawa terjatuh. Namun yang unik, Kain dengan berani beragumen dengan Tuhan bahwa konsekuensi yang ia terima terlampau berat, padahal sebenarnya Kain takut kalau ia sendiri akan dibunuh. Namun Tuhan berjanji dan memberikan tanda Kain supaya ia tidak dibunuh, bahkan kalau yang membunuhnya akan ditimpakan 7 kali lipat apa yang diterima oleh Kain. Dalam pengembaraan, Tuhan masih menyertai manusia. Betapa sering kita bersyukur akan pemeliharaan Tuhan dalam hidup kita, bahkan kita menyadari bahwa kita hidup yang dalam kesalahan dan tidak menyenangkan Tuhan, namun Tuhan masih memperkenankan kita hidup. Walau memang ada konsekuensi yang kita harus jalani. Tuhan mengasihi orang berdosa namun Tuhan membenci dosa. Marilah kita merenungkan hal ini dan belajar bersyukur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar