Minggu, 20 September 2009

Ujian dan pencobaan


Ujian dan Pencobaan 
GII Dago 
Tgl 20 September 2009
Arson Arunde

Perikop yang akan dibahas pada kesempatan kali ini dari matius 4, dan Yakobus 1. 

Mengenai pencobaan ini ada beberapa faktanya : 
Pencobaan ada, kristus saja dicobai 
Iblis mencobai 
Tujuan dari pencobaan ini adalah menjatuhkan. 

Di dalam pencobaan terutama pencobaan. Iblis kadang mencobai kita dengan hal keinginan dengan keinginan. 
Keinginan yang tidak terpuaskan.
Pertanyaannya adalah : 
Kapan cukup adalah cukup 

Dalam Yakobus dikatakan bagaimana pencobaan itu menjadi ujian bagian orang percaya. Sehigga dikatakan berbahagialah orang yang dalam pencobaan jikalau dia bisa melaluinya maka ia akan tahan uji dan dia akan mendapatkan mahkota. 

Mengapa ujian itu harus ada ? 
Ujian ada untuk menilai kualifikasi seseorang. Bagaimana kita dalam menilai seseorang kalau tidak ada ujian. Bagaimana kita dapat menilai keberhasilan sesuatu tanpa ada ujian. 

Pertanyaan dalam menilai sesuatu, Bagaimana kita membedakan ujian dan pencobaan ? 

Keduanya dapat dinilai dari akhirnya, namun kedua memiliki sifat yang berbeda. Ujian menilai kualitas dan kualifikasi, sifatnya positif. Namun cobaan bersifat menjatuhkan. 

Peristiwa yang sama dapat menyebabkan dua aspek, ujian dari pihak Allah dan pencobaan dari iblis 

Ujian yang diberikan Allah dapat ditunggangi menjadi cobaan bagi manusia. Sebagai contoh Tuhan memberikan  ujian kepada manusia supaya setia kepada Tuhan di taman getsemani, namun iblis mencobai dan membuat manusia jatuh dalam dosa. 

Pencobaan bagi Iblis dapat dipakai menjadi ujian bagi ALLAH. Bagaimana Allah mempergunakan pencobaan yang dialami oleh Ayub menjadi ujian bagai Ayub dan nama Tuhan dipermuliakan karena ketaatan yang dimiliki oleh Ayub.  

Bagaimana kuncinya menghadapi dan mencermati apakah ini adalah ujian dan pencobaan: 
Oleh karena itu berjaga jagalah 

Didalam suatu ujian dan pencobaan yang Tuhan ijinkan kita mengalaminya dalam hidup, Allah selalu memiliki tujuan. 

Tujuannya adalah membuat manusia semakin lama semakin serupa dengan gambaran Kristus. Tuhan ingin manusia menjadi sempurna dan complete. Hal ini diperlukan proses. 

Tujuan hidup kita menjadi keserupaan seperti Kristus. 

Ujian itu membuat kita sadar kita untuk bersandar dan bergantung pada Tuhan. Melalui ujian atau pencobaan yang kita hadapi, kita harusnya memiliki sikap untuk lebih bergantung kepada Tuhan. The more  of you the less of me. 

Pertanyaan: Apakah Tuhan bertahta dalam kehidupan kita 

Kita dituntut hidup dalam kekudusan dalam hidup kita 

Anggaplah sebagai suatu kebahagian kalau kamu ditimpa timpa oleh berbagai pencobaan. 

Kebahagian terjemahan adalah Joy yang berarti sukacita  

Sukacita adalaa karunia rohani 

Pada waktu kita menghadapi ujian dan pencobaan, ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan : 


1. Minta akan hikmat
Kemampuan rohani melihat dari sudut pandang Tuhan
Memutuskan sesuatu sesuai dengan kehendak Tuhan 

Hikmat itu berasal dari takut akan Tuhan. Bersekutu dengan BAPA

Bagaimana teladan Kristus sendiri tatkala ia menghadapi pencobaan. Ia berdoa kepada Bapa untuk dikuatkan. 
Take a quite time with GOD

Berdoa kepada Bapa 
Contoh di getsemani 

2. Sejata yang kita miliki adalah dengan Firman Tuhan 
Lihatlah bagaimana Tuhan sendiri menggunkana Firman Tuhan itu dan kebenarannya untuk menangkal pencobaan iblis. Dengan memahami printah Tuhan kita memiliki kekuatan, dan firman Tuhan layaknya pedang. 


3. Allah tidak pernah mencobai
Karena mencobai bukan naturnya Tuhan. Tuhan tidak pernah mencobai karena Tuhan itu baik dan sangat baik.
berikut ini adalah ilustrasi yang menggambarkan kebaikan Tuhan

Anak cacat bikin roti bakar dan kopi untuk papa nya 

Suatu ketika dalam sebuah keluarga mendambakan seorang anak. Akhirnya keluarga ini mendapatkan seorang anak namun sayangnya anak ini cacat, ia idiot. Namun keluarga ini sangat mengasihi anak ini dan tidak pernah memperlakukan anak ini seperti bukan akan yang cacat. Setiap pagi sang ayah senantiasa dengan setia menyediakan sarapan bagi anak ini. 

Suatu ketika anak ini ingin memberikan dan menunjukan rasa terima kasih kepada Ayahnya. Pagi ini anak ini ingin membuatkan sarapan untuk papanya. namun anak cacat ini ia berusaha membuat sarapan pagi dengan kemampuannya. ia memuat roti panggang namun roti panggang itu gosong, ia membuat omlete namun dia hanya bisa memberikan telur mentah yang dipecahkan diatas roti yang gosong tersebut. Ia membuat kopi bagi papanya namun dia menaruh hampir penuh bubuk kopi yang memenhi gelas itu dan menyiramnya dengan air panas, ini merupakan kopi terkental yang pernah ada. 

Anak ini membawa hidangannya ini ke papanya. Ia mengetuk pintu kamarnya dan papanya membuka pintu. 
"papa hari ini tidak perlu membuatkan sarapan pagi,  saya sudah buatkan sarapan untuk papa. lalu dibawanyalah sarapan itu."
melihat sarapan itu yang terdiri dari roti gosong dengan telur mentah dan segelas kopi pekat, namun apa yang dilakukan sang papa.
ia mengambil roti tersebut dan memakannya dan meminum kopi tersebut hingga habis. 

sang anak bertanya, " bagaimana rasanya papa ?"

papa menjawab, " ini adalah sarapan pagi yang terenak yang pernah papa rasakan, karena dibuat oleh anak yang dikasihinya."


Kita seperti anak cacat itu. Tuhan adalah papa. Ia begitu mengasihi kita. dia mengenal dan mengerti siapa kita dan dia menghargai persembahan kita tatkala diberikan dengan ketulusan hati. 

dan dia meberikan kekuatan bagi kita untuk menghadapi pencobaan tersebut. 


Pencobaan yang kita hadapi tidak melebihi kekuatan kita. 


--
dr. Theo Audi Yanto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar